Generasi Ke-4

AlhamduliLlah, walau tidak dari awal mereka masuk, 2 tahun akademik saya membersamai mereka.
Dari Camp, Tour, sampai Homestay (yang terakhir ini cuma jemput saja hehehe).

62 nama, punya karakter berbeda, hanya saja saya yakin, tiap generasi punya ciri khas tersendiri, dan generasi keempat ini punya warna yang unik.
Yang terkadang membuat senyum-senyum sendiri kalau ingat bahwa ada saja tingkah yang mereka lakukan.
16708452_10210226087440628_4151012868267959044_n
Yang membuat kami bangga adalah mereka mengalami perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik.
Sungguh, kalau ditanya ridho atau nda terhadap mereka,
Saya 99.99% ridho, karena mereka sudah mau berusaha untuk menjadi pribadi yang sholeh-sholehah dan berbakti pada orang tua serta guru.
(Jangan tanya kemana 0.01%, anggap saja itu keselnya kami kalau mereka diminta segera turun untuk shalat masih suka ngobrol dan ngumpul di kamar mandi. Dulu benerin rambut, sekarang cuci muka berjamaah 😂😂😂)

AlhamduliLlah ‘alla kulli hal, in sya Allah generasi keempat ini generasi hebat, sama seperti Hokage keempat yang hebat (apa sih), sama seperti generasi sebelumnya, dan juga generasi setelahnya.

Maka Berlombalah dalam Kebaikan

Rabu pagi, selepas pelajaran Fisika, first break time. “Eh besok puasa yuk?” “Yuk, nanti malam kita sahur bareng.. Bangunin geh.” “Mau ikutan sih.. Bangunin ya.” “Iya kamu aja yang bangunin, saya susah bangun kalau malam.” Beberapa menit kemudian, setelah A minta dibangunkan oleh B. C jangan dibangunkan oleh D. E harus ditelepon, dan bla-bla-bla, akhirnya jadilah bagan jarkom kelas. Saya memperhatikan, dan memberi pendapat seperlunya. “Nanti sore share nope masing-masing di grup ya.” Sore harinya grup ramai, “telepon aja sih. Kouta saya mau abis.” “kamu bangun langsung aja nanti. Gak usah dibangunin.” “telepon ke no ibu saya aja ya.” Saya senyum-senyum saja, jadi silence reader.

16298970_10210142047539683_8536635935232540417_n
Menjelang subuh, notif penuh oleh obrolan. “Ada-ada aja, sahur kok pake sarden. Nanti haus loh.” “Si F udah bangun belom?” “Ngantuk oy” “shalat-shalat. Baru sahur.” Saya kembali senyum-senyum sendiri.
Pagi hari, “Kami semua puasa hari ini, Bah. Cuma D, W, gak puasa lagi udzur.”
“Saya gak sahur Bah, kirain semalam cuma tahajud aja.” Saya tersenyum, AlhamduliLlah.
Siang hari, para siswa tergeletak di belakang kelas, lemas. Para siswi beraktivitas as usual, lebih keliatan segar dari para siswanya.
Saat maghrib, “Selamat berbuka.” “Mantap.” Syukur dalam hati dan berdoa, semoga amal ibadah kalian diterima di sisi Allah, dan apa yang kalian hajatkan Allah kabulkan semua.

Social And Emotional Learning (SEL) Skill : Apa dan Mengapa?

Today’s students need to be equipped with SEL skills alongside traditional academic learning in order to compete in future markets. Teaching SEL skills will benefit the businesses, economy and society of the future as well as individuals. –Adam Shirley

Setelah bergulirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun lalu, banyak terjadi pelonjakan jumlah tenaga kerja asing yang mulai mencari mata pencaharian di negara kita. Selain itu, dengan dibebaskannya visa kunjungan bagi beberapa negara juga menambah melonjaknya tenaga asing yang masuk ke negera ini.

Pelonjakan jumlah tenaga asing yang masuk sudah menjadi rahasia umum bagi kita, dimana media massa sudah banyak memberitakan bagaimana hal tersebut terjadi. Hal ini bisa menjadi bumerang bagi negara kita. Alih-alih memperbanyak investor yang datang, hal ini akan mengakibatkan makin banyaknya pengangguran yang ada. Mengingat masih kurangnya kemampuan bersaing yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat kita.

equrfocfhn_dlunqjmebhgivqhatpsbj9v1onj2hw40

source : World Economy Forum

Continue reading

Doa

“Being someone favorite’s teacher is by far one of the best compliments you can ever receive.” – Jenealle Lynch

Sehari sebelum report day, saat kami sedang mempersiapkan ‘jualan’ untuk market day, salah satu siswi pamit tidak bisa mengambil raport pada hari itu.
“Ayah Ibu sibuk ya?”
“Pergi Umroh, Bah.”
“Hmm… Kamu gak ikut, Nak?”
“Ikut Bah.. Kami semua berangkat.”
“AlhamduliLlah. Ibadahnya yang bener. Doanya diperbagus. Mudah-mudahan keterima SNMPTN atau SBMTPN-nya. Doain juga temen-temennya.”
“Iya Bah. Abah mau didoain apa?”
“Doain semoga Abah juga segera ke sana.”
“Doain saya juga. Biar saya jadi pengusaha sukses. Nanti saya berangkatin Abah umroh.” Siswa yang lain nyeletuk. Saya tersenyum, dada rasanya bergemuruh.

15740848_10209802913461543_6179427520396460959_n
“Amiin.. In sya Allah.. Di kelas ini jadi orang sukses semua.”
Semua serentak mengamini.

Continue reading

Market & Art Day dan Semangat Berani Beda

Semangat keseragaman dalam tiap aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan, telah mengesampingkan kenyataan bahwa setiap individu memiliki perbedaan karakter, pola pikir, kemampuan, dan sifatnya masing-masing. Yang mereka bawa dari latar belakang keluarga, lingkungan, suku, etnis, dan agama.

Semangat keseragaman dalam pendidikan meminta siswa untuk selalu sama, bahkan cenderung memaksa. Sehingga terbentuklah suatu pandangan bahwa beda itu ‘aneh’, beda itu ‘jelek’, beda itu ‘salah’.

Sebagai contoh pada pembelajaran menggambar, siswa yang menggambar bunga mendapatkan nilai yang lebih kecil dari yang menggambar dua gunung dengan jalan dan pematang sawah.

15665870_10209765047474917_3214816637954853528_n

Atau siswa yang menjawab soal dengan kata-kata sendiri mendapat nilai yang lebih kecil dengan siswa yang menjawab sesuai teks di buku.

Atau pemberian contoh pemuaian pada benda padat harus rel kereta api padahal di daerah tersebut tidak ada kereta api.

Continue reading

Menjadi Guru yang Profesional dan Inspiratif di Sekolah Global Madani

“Rebuilding the system of public education will take many years of struggles and setbacks, as well as insight and epiphanies, to accomplish. But the rewards will be reaped with every child who experiences greater accomplishment and ability to contribute to the lives of others. Never before has the success, perhaps even the survival, of notions and people been so tightly tied to ability to learn.  Consequently, our future now depends, as never before, in our ability to teach.”

  • DarlingHammond dan Bransford, 2005

 

What does make an inspiring teacher inspire the students?

Pertanyaan terlintas dalam benak saya sore itu, ketika di grup SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Terdepan, dan Terluar) mendiskusikan bagaimana seorang guru bisa merasakan kebahagiaan, yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain, ketika menemukan siswa yang mengalami peningkatan dalam hal perilaku dan akademik. Kenapa pertanyaan tersebut terlintas, karena saya yakin ada andil dari guru yang mampu menginspirasi siswa untuk menjadi lebih baik. Ada andil dari seorang guru sehingga siswa tersebut mau memperbaiki dirinya, baik secara akademik maupun perilaku.

Kemudian , saya teringat suatu gagasan yang disampaikan oleh Eric Holey (dalam Bishop dan Denley, 2007) yang membagi guru menjadi dua macam, yaitu guru yang biasa saja dan guru profesional. Guru yang memilih dirinya untuk menjadi biasa saja sebenarnya bukanlah guru yang buruk. Mereka melaksanakan tugas sebagai guru dengan baik, seperti merencanakan dan menyiapkan pembelajaran mereka dengan teliti, serta mereka juga peduli pada siswa mereka. Hanya saja, mereka merasa cukup dengan apa yang mereka lakukan saat ini dan tidak sadar bahwa kompetensi yang mereka miliki (kompetensi profesional, pedagogik, kepirbadian, dan sosial) bisa mengalami penurunan dari waktu ke waktu bila tidak di-upgrade.

img_20161111_193435

Hal ini kebalikan dengan guru profesional, yang sadar bahwa untuk bisa mencapai profesionalisitas mengajar, dia harus senantiasa meningkatkan, atau setidaknya mempertahankan kompetensi yang dimilikinya. Sehingga menjadi guru profesional bukanlah tujuan akhir, tetapi lebih kepada suatu proses yang berkelanjutan.

Lalu mucul pertanyaan baru dalam benak saya, Apakah dengan menjadi guru yang profesional, kita juga akan menjadi guru yang menginspirasi?

Continue reading

Welcome To Our Journey, Azalia

My life is going to change.
I close my eyes, begin to pray,
Then tears of joy stream down my face.

24 November 2016

19.00

Amis.
Tumpukan pakaian di depan saya berbau amis. Darah yang mulai mengering membuat warna air yang saya siram memerah.
Amis.
Lantai kamar mandi mulai memerah dan berbau sama. Air mata menetes di pipi sementara saya mulai membersihkan darah yang mulai menggumpal di pakaian dan jilbab yang dipakai oleh Rita tadi.
“Ya Allah, sungguh luar biasa perjuanganmu, Zaujati. Sungguh luar biasa.”

05.25

“A, perutku kok tegang banget ya? Sakit banget.”
Saya langsung menuju dapur memperhatikan Rita yang baru keluar dari kamar mandi sambil mengelus perutnya.

“Mau ke bidan sekarang, yang?”
“Nanti saja A. Belum ada tanda-tanda mau lahiran juga. ”
“Oke, kita jalan?”
“Yuk..!!”

06.10

“A, kok mulesnya makin intens ya? Keluar bercak darah juga.”

Dheg.

“Yuk, kita ke bidan.”

img_20161124_213252

Continue reading

Kisah Si Baut di Baling-baling Pesawat

Secara kasat mata, kita melihat bahwa yang menerbangkan pesawat adalah baling-baling di sayap pesawat. Melupakan bahwa ada baut-baut kecil yang membuat bagian-bagian dari baling-baling tersebut bersatu satu sama lain. Baut-baut kecil yang membuat baling-baling bergabung dengan mesin. Baut-baut kecil yang secara tidak langsung membuat baling-baling berputar. Baut-baut kecil yang secara tidak langsung adalah penyebab dari terbangnya pesawat.img_20160913_161544_hdr

Itulah mereka, yang menikmati takdir hidupnya sebagai supporting person dari sebuah sistem. Mereka menikmati takdir dirinya untuk ‘tak terlihat’. Dan sedikit sekali yang sadar akan kehadirannya, lebih sedikit lagi yang mengapresiasi atas perannya.

Continue reading

Peningkatan Capaian Belajar dengan Pendekatan Biggs

The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.  -William Arthur Ward

Sebagai seorang guru, terkadang kita menemukan siswa yang memiliki semangat yang tinggi dalam pembelajaran, sehingga membuatnya memiliki prestasi akademik yang baik. Tapi terkadang kita juga menemukan siswa dengan karakter yang sebaliknya. Jangankan untuk belajar hal-hal yang lebih kompleks dan mendalam, untuk belajar apa yang kita ajarkan di dalam kelas saja kita harus ‘mendorong’ mereka dengan sekuat tenaga.

img_20160726_080119

Belajar Bagaimana Karakteristik Gelombang Bunyi Melalui Permainan Gitar

Ya, jadi muncul pertanyaan kenapa ada siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, sedangkan yang lain motivasi belajarnya rendah?

Continue reading